Curhat Sang Ayam

Percaya gak kalo ayam bisa curhat. Hahaha. Ya ini dia curhat dari sang ayam! Sayangnya gw lupa ngopi linknya. Yah jadi pagi ini iseng-iseng gw membuka web-web rohani. Niatnya mau renungan (ceritanya saya ingin bertobat). Tapi malah nemu curhat si ayam yang menyedihkan. Hahahaha ini dia coba disimak sejenak :

Rumah Jagal, 25 Okt 2009
Kepada Saudaraku Terkasih,
Manusia..

Salam kasih saudaraku..
Maafkan aku kalau tulisanku ini mengganggumu. Aku sendiri tidak yakin apakah benar menulis surat ini atau tidak.
Tapi kupikir, jika surat ini tidak pernah ada, mungkin tidak akan ada lagi kesempatan. Dengan tulisanku yang berantakan ini..hahaha kamu menyebutnya cakar ayam, semoga masih bisa terbaca, aku memberanikan diri.

Masih teringat, tiap pagi kamu selalu telat bangun. Sulit sekali untukmu bangun pagi. Seringkali kamu tidak sarapan, langsung saja berangkat. Lihat saja badan kamu jadi kurus begitu. Tahukah kamu? Aku sangat sedih. Aku bertekad berbuat sesuatu untukmu. Tiap pagi aku akan bangun pagi-pagi, aku akan teriak terus sampai kamu bangun. Seringkali tenggorokanku sakit, suaraku hilang, tapi aku tetap berusaha teriak sampai kamu bangun. Sekarang mungkin kamu harus berjuang sendiri, maafkan aku, aku tidak bisa lagi membangunkanmu.

Kata dokter, telurku banyak mengandung protein. Aku begitu bahagia bisa memberikan sesuatu dari diriku untukmu. Memang, sulit bagiku menerima ini, aku selalu bertelur dan selalu berharap anakku dapat menetas. Tapi sepertinya harapan itu tidak akan pernah terwujud. Biarlah telur-telurku menjadi milikmu.

Setidaknya aku bisa melihatmu sehat karena telurku. Aku tidak pernah meyesal, karena aku mengasihimu, aku sangat mengasihimu.

Akhir-akhir ini, aku merasa sedikit aneh. Daging pada tubuhku terasa membengkak, terutama bagian pahaku. Aku mulai bertanya kapan aku terakhir fitness. Tapi rupanya itu bukan hasil fitnessku selama ini. Kamu telah melakukan sesuatu padaku. Seingatku aku seringkali tertusuk jarum yang tajam, lalu setelah itu terasa ada cairan yang masuk ke tubuhku. Pertama-tama kukira dengan badanku seperti ini, kamu ingin aku jadi atlit binaraga. Aku begitu bahagia, kamu begitu memperhatikanku. Ketika aku diangkut ke truk bersama teman-temanku, aku masih berpikir aku akan pergi ikut turnamen binaraga. Aku begitu bahagia, berpikir bisa membawa piala pulang untukmu, sampai aku sadar tempat apa yang kami tuju.

Aku melihat teman-temanku sudah terkapar, darah mengucur di mana-mana, mereka sudah tidak bernyawa. Teriakanku tertahan. Ini bukan gedung turnamen, ini adalah RUMAH JAGAL.

Akhirnya aku mengerti, ternyata aku disuntik supaya dagingku besar, dan kamu akan menikmati dagingku. Tapi semua itu sudah terlambat. Aku takut sekali. Aku ingin lari keluar tapi aku tak bisa, aku tak berdaya.

Satu per satu temanku dimasukkan ke dalam sebuah alat yang besar, teriakan mereka begitu menyayat hati. Aku tahu pasti sebentar lagi aku akan merasakannya. Aku heran suara teriakan yang begitu keras, tidakkah itu mengganggumu? Mungkin kamu tidak mendengarnya atau lebih tepatnya tidak mau mendengarnya? Bukankah kita sama-sama makhluk ciptaan Tuhan? Bukankah dulu kita saling mengasihi? Kenapa kamu berubah begitu cepat? Apakah aku benar-benar tidak bermakna di matamu?

Waktuku sudah hampir habis, sebentar lagi akan tiba giliranku. Ketika kamu membaca surat ini aku sudah tidak ada lagi di dunia ini. Hmm, mungkin juga aku sudah berada dalam perutmu!

Tapi ada satu hal yang aku ingin sekali kamu tahu, bahwa aku masih mengasihimu saudaraku.  Aku doakan semoga kamu bisa hidup bahagia dengan kasih. Semoga pengorbananku ini bermakna bagimu. Aku masih terus menantikan hari dimana kitabisa hidup bersama, saling mengasihi.

Mungkinkah hari itu akan tiba?
Selamat tinggal saudaraku.

Yang mengasihimu,

-Ayam-

Yak intinya dari surat ini adalah manusia dan hewan harus saling mengasihi. Hahahaha. :D






1 Response to "Curhat Sang Ayam"

  1. Ofka Marteno says:
    1 Mei 2010 pukul 00.29
    Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.